Selasa, 01 November 2016

Perubahan Kondisi Lingkungan SMA Hidayatus Salam




KONDISI LINGKUNGAN
Ketika pertama kali melihat lingkungan SMA Hits yang terfikirkan adalah lingkungannya. Kini SMA Hits telah berubah tak seperti dulu lagi,lingkungan alam yg dulunya hijau kini tak lagi sama.Semua ini sempat terjadi karena kurangnya kesadaran siswa yang lebih mementingkan dirinya sendiri dan acuh terhadap kondisi lingkungannya sendiri.Namun semua ini tak bertahan lama setelah adanya penyuluhan dan bimbingan dari guru untuk lebih peduli lingkungan.Semua usaha ini membuahkan hasil dan telah tercipta siswa SMA Hits peduli serta cinta lingkungan.
Kini SMA Hits mulai merangkak kembali seperti dahulu ini semua dapat dilihat dari kembalinya beberapa lingkungan asri seperti sedia kalah.Taman yang dulunya kering kini kembali hijau dan telah dirawat dengan sebaik mungkin,tapi yang menjadi permasalahannya adalah adanya beberapa pohon yang ditebangi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan menghilangkan nilai estetika SMA Hits.Hal ini menjadi perdebatan dikalangan siswa dan guru yang masih bertanya-tanya tentang pelaku dibalik semua ini.Permasalahan ini belum dapat diselesaikan tapi tidak dibiarkan begitu saja.Para siswa berusaha melakukan penghijauan kembali dengan harapan dapat kembali kekeadaan semula.

PENANGANAN TERHADAP SAMPAH
Mengulik lebih jauh dari lingkungan SMA Hits menuju tatanan sampah di sekolah. Penanganan sampah di sekolah ini dapat dikatakan cukup baik,adanya perbedaan sampah yang telah dibedakan antara organik dan anorganik memperjelas betapa tertatanya sampah di lingkungan SMA Hits.Dengan dibuatnya system ini maka pengelompokan sampah akan jadi lebih mudah dan dapat langsung dibuang di tempat penampungan sampah sementara yang ada di samping sekolah yang nantinya akan diangkut menuju gua atau di bakar di tempat.Hal ini menjadikan lingkungan sekolah menjadi tampak bersih tanpa ada tumpukkan sampah lagi.Guru,siswa serta warga sekolah pun merasa nyaman dan cinta terhadap lingkungan ini.
Kini SMA Hits telah kembali dan mulai merangkai kembali mimpi-mimpi yang dulunya mulai pudar.Semua ini berubah ketika adanya kesadaran siswa dan keinginan mulia untuk menjadi sekolah yang unggul dan berprestasi..Atas dasar ini perubahan dimulai dan keindahan yang didapat,pembelajarannya pun dilakukan sebagai penunjang perubahan yang dilakukan.

Selasa, 07 Oktober 2014

Sekolah SMA Hidayatus Salam Bersih, Hijau dan Sehat

Posted by : Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam Lowayu


Indonesia adalah negara dengan tingkat kehilangan hutan cukup tinggi, diperkirakan mencapai 1,871 hectare per tahun (2004-2005). Kawasan tangkapan air yang ada di Indonesia dipengaruhi dengan tingkat kehilangan hutan. Tingkat kehilangan air secara nasional adalah 32,18%. Ketersediaan air di Indonesia melingkupi 6% dari total stok air di dunia, sementara total stok air yang disumbangkan dari wilayah Asia Pasifik adalah 21% (KLH, 2003). Sementara isu langkanya air semakin meningkat di negeri ini. Menurut data Departemen Kehutanan, 39 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia dalam keadaan kritis, dimana 42% berada di Jawa dan 25% di Sumatra. Lebih dari 70% penduduk Indonesia menggunakan air yang diambil dari sumber yang kemungkinan besar sudah tercemar. Akses terhadap air bersih yang terbatas karena tingginya biaya pelayanan dan rendahnya kualitas pelayanan sehingga terjadi peningkatan penggunaan air bawah tanah. Eksploitasi berlebih atas air tanah berpotensi merusak lingkungan, yang menyebabkan menurunnya kualitas dan jumlah air. Cakupan layanan air bersih perpipaan untuk kawasan urban adalah 60% sementara untuk kawasan rural mencapai 15%.
Pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp60 triliun sampai 2015 untuk meningkatkan kapasitas air minum dari 98.000 m3 menjadi 392.000 m3 per detik guna melayani 80% penduduk. Paling tidak setiap tahunnya harus tersedia dana Rp7,5 triliun untuk mencicil pembangunan fasilitas air minum yang mencapai Rp60 triliun tersebut. Akses yang terbatas akhirnya hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Dimana air merupakan kebutuhan manusia untuk hidup. Pengelolaan air sangatlah penting untuk melestarikan air. Salah upaya dalam pelestarian adalah melalui jalur sekolah atau pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali manusia bisa bertahan hidup juga. Untuk bertahan hidup manusia harus bisa mengenali lingkungan sekitarnya dan harus menggunakan potensi-potensi yang ada untuk kehidupannya dan kelanjutan kelestariannya untuk anak cucu. Pengaruh lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku anak. Kehidupan sehari-hari anak haruslah dikedepankan untuk bekal hidup mereka dari pada pendidikan yang menyajikan impian yang jauh dari kehidupan anak. Inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi kehidupan sehari-hari tersebut akan menjadikan anak belajar untuk mengenal diri dan lingkungannya beserta kemampuan untuk hidup. Penggunaan lingkungan sekitar sebagai media belajar siswa saat ini belum dimaksimalkan. Guru masih terkungkung dalam ruangan kelas, padahal banyak potensi yang ada di lingkungan sekitar yang bisa menjadi bahan ajar untuk siswa. Sumberdaya dalam komunitas lokal meliputi sumberdaya manusia (orang atau masyarakat), tempat-tempat, atau lokasi yang bisa memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan lingkungan sendiri memberikan peluang untuk sebuah pendidikan atau pengajaran berorientasi komunitas lokal. Penggunaan sumberdaya lokal dapat mempertinggi nilai dan memperluas kurikulum sekolah. Sumberdaya komunitas lokal dapat membantu sekolah dan guru untuk mengajar lebih efektif dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, dan menghubungkan langsung siswa dengan model-model peranan dan situasi “kenyataan hidup”. Dimana dibutuhkan untuk hidup bersih sehat dan nyaman. Berperilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya telah menjadi bagian dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun apakah kesadaran ini telah mampu menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, suatu hal yang masih memerlukan adanya peningkatan kapasitas lebih mendalam. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan semenjak usia dini. Berdasarkan pada kondisi ini implementasi program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat cukup tepat dilakukan pada murid Sekolah Dasar. Di sisi lain peran guru dalam dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar masihlah dominan. Oleh sebab itu kepala sekolah, guru dan Komite Sekolah akan dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat. Sekolah sebagai salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan anak memiliki peran penting dalam menyumbang perubahan yang terjadi di dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat serta mengelola sampah menjadi poin tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam masyarakat perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada masyarakatnya. Kesadaran masyarakat di daerah hulu sungai terhadap kebersihan, kesehatan dan penghijauan lahan akan menjadi titik awal menguntungkan dalam upaya menjaga kelestarian alam/lingkungan. Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam rangka konservasi dan upaya menjaga kelestarian tersebut. Dibutuhkan dukungan dan kontribusi masyarakat media dalam isu Clean, Green and Hygene (CGH), serta penyebarluasan lebih meluas tentang kesehatan air, peranan masyarakat media sebagai pengawal isu pelestarian. Peran media sangatlah penting disini sebagai penyambung dan penyebarluasan informasi. Penyebaran informasi ini diharapkan dapat merubah perilaku dari peduli ke tindakan. Saat ini, masyarakat media belum banyak yang terlibat dalam penyebarluasan isu tentang CGH dan kesehatan air, dikarenakan keterbatasan akses informasi tentang isu tersebut.
di lingkungan SMA Hidayatus Salam Lowayu menerapkan lingkungan sekolah Bersih, Hijau dan Sehat.


SMA Hidayatus Salam Terpilih Menjadi Sekolah Adiwiyata

Posted by : Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam Lowayu



SMA Hidayatus Salam Lowayu, terpilih menjadi salah satu nominasi SEKOLAH ADIWIYATA. Bukan tanpa perjuangan tentunya karena sejak tahun 2010 SMA Hidayatus Salam telah berusaha melaksanakan PLH di sekolah. Tidak hanya dari bangunan fisik sekolah namun juga sampai pada kebijakan sekolah, kurikulum, materi dan metode sampai pada visi dan misi masing-masing warga di SMA Hidayatus Salam. Sekolah merasa sangat perlu PLH untuk juga sebagai penanaman budi pekerti dan kesadaran akan keberlanjutan pemanfaatan secara arif lingkungan hidup dimulai dari lingkungan sekitar sehari-hari.
Pada tanggal 19 Februari 2004 Kementrian Lingkungan Hidup bersama-sama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan Departemen Dalam Negeri telah menetapkan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kebijakan tersebut intinya merupakan kebijakan dasar sebagai arahan bagi semua stakeholders dalam pelaksanaan dan pengembangan PLH di Indonesia. PLH diyakini merupakan salah satu alternatif solusi yang efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup. PLH selama ini, masih belum memberikan pengaruh positif terhadap perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam melakukan tindakan yang menguntungkan atau berpihak bagi lingkungan hidup dan masyarakat.

Dalam implementasi kebijakan PLH untuk jalur pendidikan formal, nonformal diarahkan agar semua pihak dapat melakukan antara lain : 1) Pengembangan kelembagaan PLH ; 2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ; 3) Pengembangan sarana dan prasarana; 4) Peningkatan dan efisiensi penggunaan anggaran; 5) Pengembangan materi PLH; 6) Peningkatan komunikasi dan informasi; 7) Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan; 8) Pengembangan metode PLH. Kedelapan aspek kebijakan tersebut perlu ditumbuh kembangkan sehingga dapat menjadi alat penggerak yang efisien dan efektif bagi kemajuan PLH di Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut maka sangat diharapkan instansi terkait, dinas, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok-kelompok masyarakat dapat bersinergi melaksanakan kegiatan PLH. Sampai saat ini, PLH di Indonesia belum mampu memberikan hasil yang optimal karena masing-masing stakeholder dalam pelaksanaannya, masih bersifat parsial dan mengukur kinerja keberhasilan menurut ukuran masing-masing.

Menyikapi permasalahan tersebut, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2006 mencanangkan PROGRAM ADIWIYATA yaitu program yang bertujuan untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah di Indonesia dapat melaksanakan upaya menuju pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.

Menurunnya kuantitas dan kualitas sumber daya alam di sekitar kita diyakini akibat adanya peningkatan kebutuhan masyarakat yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan perilaku masyarakat yang eksploitatif terhadap pemenuhan kebutuhan SDA. Kualitas manusia menjadi isu sentral dan mempunyai peran penting dalam upaya penyelamatan SDA dan lingkungan hidup. Dengan pengetahuan lingkungan hidup yang lebih baik diharapkan semua elemen masyarakat sadar untuk turut melaksanakan upaya-upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup. Kondisi tersebut tentu menjadi hal yang sangat penting dan harus diselesaikan oleh bangsa dan negara.




Alam Adalah Guru Terbaik Kita

 Posted by : Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam Lowayu


Alam adalah guru terbaik untuk mengenalkan pendidikan lingkungan hidup. Dalam bermain di alam sekitar tidak hanya hutan, namun juga lingkungan sekitar rumah atau sekolah tidak ada pengajaran tetapi berbagi pengalaman tentang alam. Bermain di alam dimaksudkan untuk membantu mendapatkan inspirasi dari alam karena alam adalah ibu bagi bumi. Dengan bermain di alam diharapkan anak-anak akan lebih merasa dekat, karena menyentuh langsung sehingga terbangkitkan rasa ingin mengenal alam. Diharapkan selanjutnya dapat menumbuhkan kepedulian atau melakukan aksi cinta terhadap lingkungan sekitar. Bermain adalah belajar yang menyenangkan itulah yang dilakukan oleh Hijau – Gerakan Peduli Lingkungan

Hijau - Gerakan Peduli Lingkungan adalah lembaga non pemerintah yang bergelut di bidang pendidikan lingkungan. Lembaga ini lahir ke dunia pada tahun 1999 di bulan Maret, dibidani segelintir mahasiswa dan alumni Fakultas Sastra (sekarang Ilmu Budaya), Universitas Gadjah Mada. Memilih berpayung pada tema penyadar-tahuan publik, Hijau setapak demi setapak menanamkan kakinya menjadi salah satu lembaga ‘garis depan’ dalam hal menaburkan benih-benih kesadar-tahuan publik melalui pendidikan lingkungan pada sekolah-sekolah, pelajar dan mahasiswa serta umum. Hijau, ditilik dari makna harfiahnya, kini memusatkan perhatian pada wacana ‘penghijauan’, tak hanya fisik semata tapi tataran psikologisnya juga. Bersama dengan pihak-pihak terkait dan kelompok pelestari lainnya, gandeng renteng saiyeg saeka praya demi terwujudnya lingkungan yang ramah dan lebih baik tentunya.

Mimpi Hijau adalah kemampuan membangun sebuah sistem masyarakat yang ramah lingkungan. Untuk bisa seperti ini cara yang dipilih adalah bermain bersama untuk kelestarian alam yang berkelanjutan dan menyebar-luaskan informasi kepada semua orang. Kami yakin dengan kerja keras yang berkesinambungan dan tanggapan yang baik dari segala pihak bisa mewujudkan cita-cita ini menjadi kenyataan.

di SMA Hidayatus Salam Lowayu juga membiasakan belajar terhadap alam, agar semua warganya menyadari begitu pentingnya alam lingkungan yang ada di muka bumi ini.


Sampah di SMA Hidayatus Salam Lowayu

Posted by : Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam Lowayu


Siapakah Sampah ?
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau pemakainya semula (menurut Dr. Tandjung .M.Sc.. 1982). Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian, barang rusak atau cacat dalam pembuatan (manufaktur), atau materi berlebihan atau ditolak atau buangan (menurut Kamus Istilah Lingkungan,1994). Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (menurut Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ekolink, 1996).
Berdasarkan jenisnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai :
  1. sampah organik, terdiri dari bahan-bahan penyusunan tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, atau yang lain. Sampah ini dapat mengalami perubahan atau terurai secara alami (degradable-waste). Antara lain seperti daun-daunan, sisa makanan, sisa tepung, kulit buah, kotoran, dan lain-lain.
  2. sampah non organik, berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik, styrofoam, dan aluminium. Sebagian zat non organik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lagi yang lain hanya diuraikan dengan waktu yang sangat lambat dan lama. Sampah jenis ini pad tingkat rumah tangga berupa plastik, kaca, kaleng, styrofoam, dan sejenisnya. Ini disebut juga non degradable-waste.
Sumber Sampah
Dilihat dari tempat asalnya sumber sampah yang ada di perkotaan berasal dari hasil aktifitas-aktifitas kehidupan kota, seperti sampah dari pasar, sampah dari pemukiman, perkantoran, industri, rumah sakit, transportasi, dan lain-lain.

Sampah di SMA Hidayatus Salam Lowayu
Saat ini, pembuangan sampah dilakukan dengan cara dibuang sendiri, dibuang melalui tugas piket pembuangan sampah dan ada yang dimanfaatkan untuk dijual dan di buat pupuk.
Diperkirakan, setiap bulannya lingkungan SMA Hidayatus Salam menghasilkan 3,15 liter sampah, sehingga jumlah sampah yang dihasilkan oleh SMA Hidayatus Salam kurang lebih 2988 m3 per bulan (tahun: 2014). Dari jumlah tersebut 87 % yang ditangani oleh pengurus Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam, selebihnya di buang ke TPA Desa Lowayu.

Masalah Yang Dapat Timbul Jika Sampah Tidak Dikelola
Masalah-masalah lingkungan seperti got mampet, penyakit menular, hama, dan lain-lain adalah sebagi bentuk pencemaran lingkungan yang sebagian besar diawali dan diakibatkan oleh limbah-limbah yang tidak terurai dengan baik. Penanganan limbah/sampah yang telah dimulai sejak dini/awal yang dimulai dari lingkup kecil rumah tangga/dasa wisma, jelas akan sangat memudahkan dan membantu dalam penanganannya yang lebih luas, mengurangi biaya dan tenaga kerja.
Pengelolaan sampah yang kurang mewadahi (pembuangan yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang baik bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang lalat dan anjing yang dapat membawa penularan penyakit.
  • · Kesehatan
Timbunan sampah yang tidak dikelola akan menimbulkan bau bususk, apalagi bila terkena air hujan. Dari sini, karena tercampur air dan membusuk ini, timbunan sampah tersebut akan menghasilkan air lindi, yang ini dapat mengakibatkan air tanah dan air permukaan menjadi tercemar.
Hal ini pernah terjadi pada tahun 2000-an, beberapa sumur penduduk dan sungai tercemari oleh air lindi yang keluar dari timbunan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Piyungan. Salah satunya, ketika dipakai untuk mandi menimbulkan gatal-gatal.
Sampah plastik, kaleng, styrofoam dan sejenisnya yang sulit terurai akan mengakibatkan pencemaran tanah.
Selain itu, timbunan sampah yang membusuk akan mengundang lalat dan nyamuk untuk bersarang, dan seperti yang kita semua ketahui, bahwa melalui perantaraan binatang ini lah beberapa jenis penyakit akhirnya akan dapat mengganggu kesehatan manusia.
Penyakit diare,kolera dan tifus dapat menyebar dengan cepat karena sampah mencemari sumber air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang mewadahi.
Penyakit dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Dimana cacing dikonsumsi sebelumnya oleh binatang ternak melalui makanannya berupa sisa makanan/sampah.
Sampah beracun : Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal karena keracunan mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabbrik yang memproduksi batere dan accumulator (sekitar akhir tahun 90-an).
  • · Estetika
Dari segi estetika, sampah yang berserakan akan merusak pemandangan dan menimbulkan kesan kumuh.
Beberapa Alternatif Penanganan Sampah
Sanitary Landfill (Sistem Pengelolaan Sampah Akhir) . Cara ini merupakan metode pembuangan akhir sampah yang sehat, apabila dengan melengkapi TPA yang ada dengan fasilitas pendukung yang memadai dan mengusahakan perlindungan lingkungan yang seksama dalam mencegah pencemaran akibat penimbunan sampah (AMDAL adalah salah satu instrumennya). Pencemaran lingkungan sekitar dikurangi dengan memberikan lapisan kedap air pada dasar landfill, sistem pengumpul dan pengolah air lindu, ventilasi gas, dan tanah penutup harian.
Ekonomi Alternatif.Sampah organik dari pasar berupa sayuran (kobis,slada air,sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan binatang ternak seperti kelinci, kambing, babi, dan juga ayam atau itik. Hal ini sagat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga mengurangi biaya peternakan. Namun sampah ini harus diproses dulu sebelum dikonsumsi oleh ternak, sebab akan dapat bermasalah jika sampah organik tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi dalam tubuh ternak.
Hobi Berkebun dan Stress. Merupakan upaya pengelolaan sampah dengan mendaurnya menjadi bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah.Sistem ini mempunyai prinsip dasar mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol dengan memanfaatkan mikroorganisme. Sistem pengomposan ini mempunyai banyak keuntungan, antara lain merupakan jenis pupuk yang ekologis dan ramah lingkungan, bahan yang dipakai ada di sekitar kita dan tidak usah membeli, dapat membuat sendiri karena tidak menggunakan peralatan dan instalasi yang mahal, unsur hara oleh pupuk ini akan bertahan lama dibanding deengan pupuk buatan pabrik, dan termasuk salah satu kreatifitas dan managemen stress yang murah dalam penyaluran hobi berkebun di pekarangan rumah, plus sambil penghijauan untuk lingkungan terdekat kita.
Gaya Hidup Ramah Lingkungan. Selain itu tentunya dengan selalu mencoba untuk bergaya hidup ramah lingkungan, antara lain dengan menerapkan :
Recycle, mengolah kembali yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Reduce, mengurangi adalah semua bentuk kegiatan atau pola perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah,tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan, jadi konsumsi berdasarkan kebutuhan saja bukannya keinginan.
Replace,menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang, upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah. Mengganti kebiasaan menerima banyak kantong plastik belanjaan, dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah, berarti mngurangi potensi menumpukknya sampah kantong plastik di rumah anda sendiri.
Refill, mengisi ulang wadah-wadah produk yang dipakai. Beberapa produk menjual juga edisi isi ulang/refill, dengan demikian akan mengurangi potensi menumpuknya sampah wadah produk di rumah anda.
Replant, menanam kembali. Dengan berkreatifitas melakukan pengomposan dan berkebun di pekarangan rumah, dengan menanam juga beberapa pohon perindang, akan sangat membantu pengaturan suhu pada tingkat lingkungan mikro (atau sekitar rumah anda sendiri), dan akan membantu mengurangi keluhan peningkatan suhu global yang mengalami peningkatan semakin panas.
“ Minimalisir Sampah Mulai Dari Sekitar Kita “


Senin, 06 Oktober 2014

Hari Lingkungan Hidup se-Dunia diperingati pada tanggal 5 juni

Posted by : Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam Lowayu



Ditetapkan dalam sidang umum PBB tahun 1972 untuk menandai pembukaan Konferensi Lingkungan Hidup di Stockholm, Hari Lingkungan Hidup se-Dunia diperingati pada tanggal 5 juni. Hari Lingkungan Hidup se-Dunia merupakan instrument penting yang digunakan PBB untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan dan mendorong perhatian dan tindakan politik di tingkat dunia. Sebagai milik seluruh masyarakat, hari peringatan ini memberi kesempatan kepada semua orang untuk menjadi bagian aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap planet kita, pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan serta gaya hidup yang ramah lingkungan.

Dengan tema yang disadur menjadi “Bersama Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim”, peringatan Hari Lingkungan Hidup pada tahun 2009 di tingkat global dipusatkan di Mexico City. Meksiko terpilih menjadi tuan rumah sebagai penghargaan atas peranannya yang makin meningkat dalam memerangi perubahan iklim serta partisipasinya dalam pasar bahan baker. Negara ini memberikan komitme sebesar 25 persen dari seluruh pohon yang ditanam dalam rangka program Kampanye Sejuta Pohon dari UNEP.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia pada tahun 2009 juga ditandai dengan prakarsa ”Kesepakatan Baru Hijau” sebagai solusi terhadap merosotnya keuangan dunia serta pemanasan global dengan merangsang peningkatan investasi untuk sumber energi yang dapat diperbarui infrastruktur ekosistem serta proses produksi yang hemat energi. Kesepakatan ini diyakini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru serta menjalin proses pemulihan, namun sekaligus akan membantu pemecahan masalah pemanasan global. Investasi dalam paket stimulus ekonomi hijau baru yang subsansial akan dapat merubah krisis hari ini menjadi pertumbuhan yang berkelanjutan di masa mendatang.

SMA Hidayatus Salam biasanya tanggal 5 juni juga memperingati hari Lingkungan Hidup se-Dunia. dengan menanam seribu pohon di desa Lowayu dan Bangeran.



Kamis, 02 Oktober 2014

Melahirkan Kepemimpinan Berkarakter Ramah Lingkungan

Posted by : Laskar Bumi SMA Hidayatus Salam Lowayu


Dimana pecinta alam saat ini,,???
Terkesan oleh satu rumor yang mempertanyakan dimana pecinta alam saat ini. Pertanyaan ini sekaligus menjawab teka-teki bahwa ternyata masih ada orang yang tahu tentang pecinta alam.
Berbicara pecinta alam bagi kita tidak lebih seperti berbicara masalah lingkungan yang semakin absurd tidak tahu ujungnya.
Tercatat hampir sekitar 250 perhimpunan pecinta alam di Lowayu Dukun Gresik saja, belum di Indonesia. Pada umumnya terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari mahasiswa, pelajar sampai organisasi PA (pecinta alam) umum pun hadir menjamur dewasa ini. di mahasiswa terkenal dengan sebutan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di pelajar terkenal dengan nama Sispala (siswa pecinta alam), tapi di sekolah kami, yaitu SMA Hidayatus Salam memberi nama Laskar Bumi.
Secara umum orang tahu pecinta alam, mereka adalah orang yang suka atau punya hobi naik gunung dengan rambut gondrong, pakaian, aksesoris yang khas menandakan seorang pecinta alam. Sayangnya opini yang menempel pada diri PA ini lebih menjurus pada konotasi yang negative, ini lebih karena sering terjadinya praktek-praktek vandalisme di gunung, tempat wanawisata bahkan dipuncak gunung sekalipun ada coretan-coretan iseng. Terlepas dari apakah ini perbuatan seorang pecinta alam atau hanya kebetulan orang yang iseng saja yang naik gunung membawa spidol atau cat semprot.
Karena sulit membedakan antara pecinta alam asli yang peduli alam dan lingkungannya atau hanya pecinta alam gadungan yang hanya menempelkan nama kerennya saja, anggapan pun semakin luas terhadap perilaku sosial yang tidak terpuji seperti membuat kegaduhan di tengah malam dengan teriak-teriak bahkan lebih kaget lagi adalah sering ditemukannya berbagai macam sampah sampai kondom sekalipun di Taman Wisata Kaliurang, ini siapa lagi kalau bukan orang yang sering main ke gunung.
Terlepas dari konotasi negative tadi, pecinta alam mempunyai satu posisi yang sangat penting perannya dalam membina generasi muda untuk kepedulian terhadap alam ini seperti bisa kita lihat kegiatan-kegiatan penghijauan di lereng Merapi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pecinta alam di Gresik atau aksi bersih sungai oleh beberapa pecinta alam di Gresik beberapa bulan. Ini menandakan adanya satu persepsi yang masih belum diketahui oleh kebanyakan orang tentang kegiatan pecinta alam yang tidak saja berkutat di acara mendaki gunung.
Namun dalam tataran politik lingkungan pecinta alam cenderung apolitis dalam tataran gerakan lingkungan secara keseluruhan pecinta alam belum memperlihatkan sebuah sinergi gerakan yang dinamis, sepertinya belum ada satu pemikiran taktis gerakan pecinta alam dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan. Lebih jauh lagi pada peran mahasiswa pecinta alam, masih sedikit aksi-aksi advokasi dari para mahasiswa atau para siswa pecinta alam untuk masalah lingkungan.
 Ini terkesan apatis untuk melakukan advokasi bagi korban pencemaran lingkungan atau penolakan untuk rencana pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan.
Dikutip dari satu catatan Gerlorfd Nelson senator Amerika tahun 1970 yang disampaikan dalam Catalyst Conference Speech of Illionis tahun 1990, ia mengatakan “ jika ingin mengubah Negara untuk kegiatan-kegiatan yang sulit tentang persoalan kebijakan politik, pecinta lingkungan menjadi sumber kekuatan dengan apa saja dapat dilakukan, jika anda ingin mempunyai Negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan generasi yang akan datang, kita yakin anda dapat melakukannya“. Catatan ini yang menjadi dasar untuk bergerak dalam wacana lingkungan melawan kapitalisme global.
Kini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk membangun sebuah sinergi gerakan dari para pecinta alam baik itu mahasiswa pecinta alam, siswa pecinta alam ataupun kelompok – kelompok pecinta alam lainnya untuk masa depan lingkungan hidup karena masalah lingkungan adalah permasalahan bersama sehingga korelasi antara banyaknya pecinta alam dengan kelestarian alam ini dalam tanda positif bukan sebaliknya.
“Sedikit ide yang kau tuang dalam karya, akan lebih berarti daripada seribu kata yang terucap”